1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Uni Eropa Diguncang Rangkaian Kasus Spionase

25 April 2024

Serangkaian skandal spionase di Parlemen Eropa dan di negara-negara anggota jadi sorotan media. Uni Eropa berupaya keras menangani dugaan spionase Rusia dan Cina menjelang pemilu Eropa bulan Juni.

https://p.dw.com/p/4fAGA
Sidang Parlemen Eropa di Brussels
Sidang Parlemen Eropa di BrusselsFoto: Geert Vanden Wijngaert/AP/picture alliance

Enam minggu menjelang pemilihan Parlemen Eropa, pengungkapan baru mengenai dugaan spionase di Parlemen Eropa mengguncang kepercayaan publik. Dalam 18 bulan terakhir telah terjadi serangkaian skandal spionase yang menargetkan negara-negara Uni Eropa.

Pada awal tahun ini, portal investigasi "The Insider" menuduh anggota parlemen Latvia Tatjana Zdanoka telah bekerja untuk pejabat intelijen Rusia selama bertahun-tahun. Bulan Maret lalu, pihak berwenang di Ceko memberikan sanksi kepada portal berita "Voice of Europe", dengan tuduhan, portal itu bagian dari propaganda Rusia. Beberapa hari kemudian, Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo mengatakan, Rusia telah mendekati dan membayar anggota parlemen "untuk mempromosikan propaganda Rusia.”

Yang terakhir, pada minggu ini, jaksa penuntut umum di Jerman memerintahkan penangkapan seorang warga negara Jerman yang diidentifikasi sebagai Jian G., yang bekerja sebagai asisten anggota parlemen Eropa Maximilian Krah dari partai berhaluan kanan AfD. Kejaksaan menuduh Jian G melakukan spionase untuk badan intelijen Cina.

Anggota Parlemen Eropa dari partai AfD, Maximilian Krah
Anggota Parlemen Eropa dari partai AfD, Maximilian KrahFoto: Jean-Francois Badias/AP Photo/dpa/picture alliance

Maximilian Krah, kandidat utama AfD untuk pemilu Eropa bulan Juni, baru-baru ini dituduh menerima uang untuk menyebarkan pesan-pesan pro-Rusia. Sekarang muncul tuduhan lain, staf ahlinya melakukan kegiatan mata-mata untuk Cina. Pada hari Rabu (24/4), Maximilian Krah menyatakan telah memecat asistennya, Jian G. Beberapa jam kemudian, jaksa penuntut umum di Jerman mengumumkan bahwa mereka juga meluncurkan penyelidikan awal terhadap Maximilian Krah.

Ancaman terhadap demokrasi?

Para anggota parlemen Eropa sendiri menyadari, berbagai kasus ini menggerus kepercayaan publik. "Parlemen ini berada dalam kondisi mendesak untuk mengklarifikasi apa yang telah terjadi, dan kemudian mengambil konsekuensinya,” kata anggota Parlemen Eropa dari Partai Hijau Terry Reintke kepada DW. "Saya yakin penyelidikan ini harus rampung sebelum pemilu Eropa,” kata Reintke, Selasa (23/4).

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Menurut rancangan resolusi yang dilihat oleh DW, anggota Parlemen Eropa tampaknya siap menyuarakan "kemarahan atas partisipasi Anggota Parlemen Eropa di media pro-Rusia, Voice of Europe, di saat Rusia memimpin perang agresi ilegal terhadap Ukraina."

"Rusia secara sistematis memelihara kontak dengan partai-partai sayap kanan dan sayap kiri, serta tokoh-tokoh dan gerakan-gerakan lain untuk mendapatkan dukungan dari aktor-aktor dan institusi resmi di Uni Eropa guna melegitimasi tindakan-tindakan ilegal dan kriminal mereka,” kata rancangan pernyataan tersebut.

Bukan hanya Parlemen Eropa yang sedang diguncang kasus spionase. Minggu ini saja, di Jerman dan Inggris beberapa orang-orang yang dicurigai menjadi mata-mata Cina ditangkap. Beijing menolak tuduhan kegiatan spionase tersebut dan menganggapnya tidak berdasar dan bermotif politik.

Bagaimana kerja sama intelijen di Uni Eropa menghadapi spionase?

Di Uni Eropa, yang menjadi sorotan utama adalah spionase Rusia. Analisis terhadap kasus-kasus warga Eropa yang dihukum karena melakukan tindakan mata-mata antara tahun 2010 dan 2021 yang dilakukan oleh Badan Penelitian Pertahanan Swedia FOI menemukan bahwa Moskow berada di balik sebagian besar kasus tersebut. "Pada saat terjadi ketegangan geopolitik, aktivitas organisasi intelijen berbagai negara meningkat,” kata Michael Jonsson dari FOI.

Portal berita Voice of Europe yang diduga dikendalikan oleh intelijen Rusia
Portal berita Voice of Europe yang diduga dikendalikan oleh intelijen RusiaFoto: Robin Utrecht/picture alliance

Setelah invasi besar-besaran Moskow ke Ukraina pada Februari 2022, negara-negara Uni Eropa mengusir ratusan diplomat Rusia – 490 orang dalam 11 bulan pertama konflik, menurut analisis dari Elzbieta Kaca dari Institut Urusan Internasional Polandia PISM pada bulan Januari 2023 – mayoritas dari mereka diduga adalah agen intelijen atau mitra intelijen asing.

Nick Aiossa dari organisasi antikorupsi Transparency International mengatakan kepada DW, dia tidak yakin Parlemen Eropa akan memenuhi tanggung jawabnya untuk melindungi diri dari spionase dengan reformasi yang benar-benar ambisius.

"Parlemen Eropa memerlukan lebih banyak pengungkapan mengenai apa yang dilakukan anggotanya dan siapa yang membayar mereka,” kata Aoissa. Tetapi dia mendesak langkah yang tegas: "Salah satu cara paling pasti untuk melawan pengaruh jahat di lembaga demokrasi mana pun adalah dengan menerapkan langkah-langkah integritas yang paling kuat pada anggota lembaga tersebut dan stafnya.”

(hp/as)